Minggu, 16 Maret 2014

BERKEGIATAN DI ALAM BEBAS - MEMPREDIKSI DAN MENGENALI PERUBAHAN CUACA

MENGENAL DAN MEMANFAATKAN TANDA-TANDA ALAM DALAM KEGIATAN DI ALAM BEBAS UNTUK MEMPREDIKSI DAN MENGENALI PERUBAHAN CUACA.



Berkegiatan di Alam Bebas; apakah itu Pecinta Alam, Freelancer ataupun Backpacker, di Gunung, di Tebing, di Laut, di Sungai, di Gua ataupun kegiatan lainnya di Alam Bebas, adalah sesuatu hal yang sangat menantang dan mengasyikan namun disatu sisi juga memiliki resiko keselamatan yang sangat tinggi, karena dalam berkegiatan di Alam bebas Banyak faktor yang berpotensi menjadi sumber bahaya yang bisa mengancam keselamatan kita, baik dari diri kita sendiri (Subjective Danger, misalnya : ketelodoran, kurangnya persiapan, pengetahuan yang minim dll) ataupun dari luar diri kita (Objective Danger, misalnya : Gempa bumi, badai ataupun cuaca yang ekstrim, banjir, binatang buas, tanah longsor dll). Ada baiknya sebelum melakukan kegiatan di alam bebas agar lebih mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang prima dengan secara teratur berlatih dan meningkatkan kemampuan fisik dan menjaga kesehatan, memiliki Peralatan Standar, meningkatkan pengetahuan tentang ; survival, P3K, Manajemen Perjalanan, Karakter dan kondisi  alam yang akan kita jadikan tempat berkegiatan dan mau terus belajar untuk meningkatkan kemampuan diri.

Salah satu faktor yang dapat  mengancam keselamatan adalah perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Mungkin banyak dari kita yang berpikir bahwa alam kadang sangat kejam dan susah untuk diprediksi, salah satunya adalah cuaca yang terjadi di alam disaat kita sedang melakukan kegiatan di alam, dan beranggapan bahwa mempelajari perubahan cuaca adalah ilmu yang sangat susah, harus memiliki peralatan dan memiliki pengetahuan yang kuat serta kaedah-kaedah ilmiah, seperti ilmu fisika, ilmu kimia, rumusan metamatika untuk dapat memprediksi cuaca, yang didalam benak kita akan menganggap rumit dan membuat kita memblok pikiran dan batin kita bahwa hal tersebut sangat sulit, tidak mungkin dll, sehingga membuat kita sudah menyerah untuk mencoba mempelajarinya, padahal sebagai seorang yang cinta ataupun suka berkegiatan di alam bebas, kita harus bisa mempelajari apa saja yang ada di alam, dan banyak tanda-tanda yang ada di alam yang bisa kita tangkap sebagai suatu yang bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini akan bahaya ataupun peristiwa yang akan terjadi terhadap perubahan cuaca, dengan melihat tanda-tanda alam yang ada atau terjadi disekitar kita. 

Hal ini megingatkan saya pada salah satu pelajaran yang sangat berharga yang pernah diajarkan oleh si “Babe” (salah satu nama panggilan saya ke alm. Bapak saya) pada jaman dahulu, dimana beliau dulu juga sering melakukan aktivitas di Alam Bebas, bahwa kita harus bisa paham, bersahabat dan peka dengan kondisi alam, serta mampu melihat dan membaca perubahan yang terjadi di alam, dengan begitu kita bisa memperkirakan bahaya yang akan mengancam terutama keadaan cuaca yang akan dihadapi, bahkan kita bisa memprediksikan dalam satu hari sampai dua hari kedepan, masih terekam dalam memori saya saat pertama kalinya diajak naik gunung Muria diusia saya yang masih 12 tahun dan beberapa kali kesempatan yang lain saat saya diajak oleh beliau ikut dengan beliau berkegiatan di alam bebas , beliau sepanjang jalan mengajarkan saya dengan melihat bentuk awan, arah angin, kondisi dan jenis tanaman disekitar serta kelembaban udara yang dapat kita rasakan oleh tubuh kita.

Bahwa jika kita berniat beraktivitas di Alam Bebas harus kenal dan mengetahui alam bukan hanya sekedar kenal dengan akal dan logika saja, tetapi juga menggunakan, perasaan, insting dan kepekaan batin kita, karena dalam kondisi tertentu alam akan memberitahu dan memberi sinyal kepada kita tentang apa yang terjadi atau akan terjadi disekitar kita, dan sudah seharusnya kita membuka sekat-sekat dalam pikiran dan batin kita dan menyamakan frekuensi batin kita seirama dengan alam, tidak merusak atau menyakiti alam, sehingga kita bisa harmoni dengan alam, ibarat kita sedang bertemu dengan saudara kita, atau orang yang kita sayangi.  

Sebenarnya kalau kita mau melihat kebelakang dan belajar dari pengetahuan dan kearifan ajaran nenek moyang kita, Para Leluhur ataupun nenek moyang  kita juga mempunyai kemampuan memperkirakan cuaca yang sangat akurat dengan membaca tanda-tanda alam. Pada jaman dahulu sebelum orang mengenal ilmu meteorologi, fisika ataupun ilmu matematika seperti aritmetika, aljabar ataupun ilmu sain lainnya yang sekarang ini digunakan untuk model perhitungan dan prediksi cuaca, mereka sudah dapat dengan sangat akurat membaca tanda-tanda alam bahkan dapat dengan tepat menentukan kapan musim hujan akan tiba, kapan curah hujan yang besar akan terjadi, kapan mereka harus menanam padi, kapan mereka aman melaut di laut, serta kapan akan terjadi kemarau panjang ataupun kemarau pendek.

Dengan memiliki pengetahuan tentang cara membaca dan menganalisa tanda tanda alam, paling tidak kita dapat memprediksikan cuaca, walaupun mungkin tidak akurat 100% tetapi akan sangat bermanfaat buat kita, dalam mengevaluasi manajemen perjalanan dan antisipasinya, tanpa perlu meggunakan kaedah-kaedah ilmiah dalam membuat perkiraan cuaca, tapi cukup dengan memperhatikan tanda-tanda alam. Seperti memperhatikan tingkah laku hewan, memperhatikan perubahan pada tumbuhan, bentuk awan yang ada disekitar kita, arah dan kondisi angin, serta kejanggalan yang terjadi disekitar kita,  jika kita bisa peka merasakan dan membaca tanda-tanda alam dengan logika, batin dan insting, dan mampu memaknai dan membaca tanda-tanda alam yang ada disekitar kita, maka kita akan bisa merasakan perbedaan dan perubahan yang terjadi disekitar kita, sejatinya tanda-tanda tersebut akan memberi kita peringatan apa yang sedang terjadi  atau akan terjadi disekitar kita.

Beberapa hal yang bisa digunakan untuk memperkirakan cuaca tanpa menggunakan hitung-hitungan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal :



MEMPERHATIKAN TANDA-TANDA ALAM YANG ADA ATAU TERJADI DISEKITAR KITA

1. MEMPERHATIKAN PRILAKU HEWAN
Terhadap perubahan cuaca hewan lebih peka dibandingkan manusia, bahkan mereka secara naluri dan insting memiliki alat deteksi dini yang secara alami akan memperingatkan mereka, jika ada perubahan yang ada disekitar mereka terutama saat ada perubahan tekanan udara yang akan menimbulkan perubahan cuaca. Dibawah ini ada beberapa tanda yang dapat kita amati dari binatang ketika menghadapi perubahan tekanan udara disekitar mereka :
  1. Apabila burung terbang tinggi di langit, ada kemungkinan cuaca akan cerah. (jika mereka terbang rendah, maka tekanan disekitar dia rendah, udara rendah ini disebabkan terjadinya badai, sehingga burung merasa tidak nyaman khususnya pada telinganya, dengan demikian burung akan terbang rendah untuk meringankannya), Jika Sebagian besar burung terbang rendah dan tidak ada yang terbang tinggi, bahkan hinggap di dahan untuk waktu yang lama hal ini menunjukan tekanan udara turun.
  2. Burung camar (Seagulls) cenderung berhenti terbang dan berlindung di pantai jika badai akan datang. Burung camar menjadi sangat tenang dalam terbangnya sebelum hujan.
  3. Sapi biasanya akan berbaring sebelum badai. Mereka juga cenderung untuk tetap dekat bersama-sama jika cuaca buruk akan datang.
  4. Semut akan membangun sarang mereka ditanah menjadi seperti bukit yang menjulang  sangat curam sebelum hujan.
  5. Kucing cenderung sering membersihkan di belakang telinganya sebelum hujan.
  6. Kura-kura sering mencari tempat yang lebih tinggi apabila hujan lebat akan turun. Mereka biasanya sering berada di perjalanan mencari tempat yang lebih tinggi selama periode 1 sampai 2 hari sebelum terjadinya hujan.
  7. Dan Apabila burung bergerak cepat ini berarti badai hujan akan turun untuk waktu yang lama.


2. MEMPERHATIKAN KEADAAN RUMPUT
 Yang paling mudah untuk mengenali dan dapat digunakan untuk memperkirakan cuaca yang akan kita hadapi di alam terbuka adalah dengan melihat keadaan rumput :



Jika rumput kering, hal ini menunjukkan awan atau angin yang ada  disekitar kuat, yang dapat berarti akan terjadi hujan. Jika ada embun, mungkin tidak akan ada hujan hari itu. Namun ada satu kelemahan dengan cara ini, jika hujan pada malam hari, metode ini tidak akan dapat diandalkan. 


3. MEMPERHATIKAN PERUBAHAN DISEKITAR MELALUI PERNAFASAN KITA
Sebenarnya kita juga dianugerahi indra penciuman dan akal yang dapat kita gunakan untuk merasakan dan menangkap isyarat atau sinyal yang diberikan oleh alam tentang perubahan tekanan udara yang terjadi disekitar kita, yang akan menyebabkan terjadinya perubahan cuaca, namun seringkali kita kurang menyadarinya dan tidak terbiasa untuk melatih atau melakukan apa yang oleh indra dan insting kita telah memberikan sinyal dan memberikan peringatan kepada kita.  Salah satunya adalah daya penciuman ataupun pernafasan kita, pada saat dialam bebas kita sebenarnya seharusnya bisa lebih peka dengan perubahan yang terjadi disekeliling kita, coba untuk selalu mengambil napas dalam-dalam di alam bebas saat ingin mengetahui ataupun memperkirakan apakah akan terjadi perubahan cuaca disekitar kita, dengan cara menutup mata dan hirup bau udara disekitar kita, karena :


  1. Tanaman biasanya melepaskan limbahnya yang menandakan ada sistem tekanan rendah, dan menghasilkan bau seperti kompos dan mengindikasikan akan turun hujan diwaktu mendatang.
  2. rawa akan menimbulkan gas pada saat sebelum hujan datang, hal ini ditunjukkan denga bau yang tak sedap.
  3. Pepapatah mengatakan "Bunga bau sebelum hujan" Aroma bunga akan lebih kuat di saat udara lembab, dan hal ini berhubungan dengan tanda-tanda bahwa cuaca disekitar kita akan terjadi hujan.

4. MEMPERHATIKAN KELEMBABAN UDARA
Di Alam Bebas sebenarnya kita akan lebih mudah untuk mengamati dan melihat perubahan yang terjadi disekitar kita, dan bahkan bisa kita dapatkan dari anggota tubuh diri kita sendiri, yang memberikan sinyal ataupun peringatan :    
  1. Biasanya kelembaban udara dapat dilihat dengan memperhatikan pada model rambut (rambut melengkung/mengerucut/).
  2. Hal ini juga dapat kita amati pada daun oak atau pohon maple ataupun pohon jati ataupun pohon yang berdaun lebar lainnya. Daunnya cenderung akan melengkung/mengerucut pada kelembaban tinggi, yang member sinyal ataupun peringatan bahwa cuaca kecenderungnya akan  berkembang menjadi hujan lebat.
  3. Sisik kerucut buah pinus tetap tertutup jika kelembaban tinggi, tetapi terbuka pada saat udara kering.
  4. Dalam kondisi lembab, kayu akan membengkak (apabila membuka pintu akan terasa pintu sulit dibuka/lengket dengan tiang ).

5. MEMPERHATIKAN KEBIASAAN ANGIN
Perhatikan kebiasaan angin yang bertiup ditempat kita, sehingga bisa kita gunakan untuk mengetahui akan ada perubahan cuaca apa yang terjadi disekitar kita :
  1. Angin timuran berarti angin dari timur yang menyimpang dari kebiasaan ditempat, hal ini berarti akan ada badai angin.
  2. Sebaliknya apabila da angin barat menyimpang dari kebiasaan berarti cuaca bagus.
  3. Apabila terjadi angin kencang di sepanjang hari dan diikuti hari berikutnya berarti wilayah kita akan terdapat sistem tekanan tinggi.
  4. Perhatikan pohon yang daunnya berguguran jika gugur atau jatuh tepat dibawah pohonnya, ini berarti hembusan angin biasa.


6. MEMPERHATIKAN LANGIT BERWARNA MERAH
Ingat sajak ataupun cerita yang selalu dituturkan secara turun temurun oleh para pelaut pada jaman dahulu :

Langit Merah di malam hari, kegembiraan pelautlangit merah di pagi hari, pelaut mengambil peringatanCarilah tanda-tanda merah di langit”  (bukan matahari merah).


Saat kita melihat bahwa langit merah saat senja (ketika kita menghadap ke barat), hal ini menunjukkan ada sistem tekanan tinggi dengan udara kering yang mengaduk partikel debu di udara, inilah yang menyebabkan langit terlihat merah. Karena pergerakan front berlaku jet stream, ini biasanyafenomena cuaca akan bergerak dari barat ke timur dan udara kering menuju ke arah kita.

Saat melihat langit merah di pagi hari (di Timur, dimana matahari terbit) berarti udara kering telah pindah melewati kita, dan setelah itu ada sistem tekanan rendah yang membawa kelembaban meuju ke arah kita, kemungkinan akan ada hujan.
   
7. MEMPERHATIKAN PELANGI
 Pelangi di barat berarti kelembaban yang cukup tinggi, menandakan hujan dalam perjalanan menuju kita. Di sisi lain, pelangi di timur saat matahari terbenam berarti bahwa hujan menjauhi yang berarti diharapkan udara akan cerah.


Catatan Penting : apabila ada pelangi di pagi hari, maka perlu membuat peringatan dalam 12 jam kedepan.

    
8. API UNGGUN
Asap api unggun dalam kondisi cuaca yang biasa asap dan arah apinya akan naik terus keatas. Apabila asap berputar-putar dan turun pertanda tekanan rendah, yang berarti hujan akan menuju pada kita.


9. WARNA BULAN
Jika bulan terlihat kemerahan dan terlihat agak buram ini bertanda banyak debu diudara. Sebaliknya apabila bulan terlihat terang, ini menunjukan udara terlihat cerah, biasanya telah terjadi hujan akibat terdapat sistim tekanan rendah. Apabila disekitar bulan terdapat lingkaran cincin dan terdapat awan cirostarus ini menandakan dalam 3 hari kedepan akan turun hujan.


MEMPERHATIKAN JENIS DAN PERGERAKAN AWAN DARI 10 JENIS AWAN, ADA BEBERAPA AWAN YANG HARUS DIWASPADAI



1. AWAN CUMULONIMBUS
Awan dengan perkembangan vertikal, merupakan awan yang dihasilkan oleh kantong udara yang hangat dan lembab yang masif mampu naik sampai ketinggian yang cukup tinggi setelah melewati arah kondensasi, awan yang bervolume sangat besar, berbentuk seperti menara, kadang-kadang puncaknya melebar. Awan ini menghasilkan hujan yang disertai kilat dan guntur serta badai. Kadang-kadang disertai kristal-kristal es atau hail. Berwarna putih, pucat dan terdiri dari beberapa bagian yang keabu-abuan karena kurang sinar.


Apabila dalam melakukan aktivitas di Alam Bebas kita menemukan Awan berbentuk seperti ini, maka  :

  1. Awan cumulonimbus tumbuh dipagi hari dan berkembang pada siang hari mempunyai peluang akan terjadi cuaca buruk.
  2. Apabila terdapat gerakan awan yang berbeda-beda ( misal lapisan yang satu bergerak ke barat dan lapisan yang lain bergerak ke utara bertanda cuaca buruk akan terjadi.


2. AWAN MAMMATUS
Awan Mammatus, atau mammatocumulus
("awan payudara"),adalah sebuah istilah meteorologi untuk bentuk gumpalan-gumpalan menggantung yang terbentuk di dasar awan. Nama mammatus diambil dari bahasa Latin mamma ("puting" atau "payudara"), karena bentuknya yang mirip dengan payudara wanita. Ketika terbentuk pada awan kumulonimbus, awan mammatus dianggap pertanda akan datang badai besar atau bahkan badai tornado. Karena bahayanya lingkungan tempat terbentuknya awan, penerbangpun pada umumnya diminta waspada untuk menghindari awan cumulonimbus dengan mammatus.


Apabila dalam beraktivitas di Alam Bebas melihat awan seperti gambar diatas , maka :

  1. Awan mamatus terbentuk dari udara yang tertahan pada suatu lapisan.
  2. Dapat terbentuk akibat adanya awan yang menimbulkan cuaca buruk dan thunderstorm yang tidak begitu hebat dibanding type awan yang lain. Namun akan menjadi sesuatu hal yang berbahaya kalau awan Mammatus ini terbentuk di  Awan Cumulonimbus.


3. AWAN SIRUS (CIRRUS)
 Awan sirus adalah awan tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung atau gula-gula kapas. Awan sirus sering muncul pertama kali di sepanjang daerah front. Pada awan ini terdapat kristal-kristal es. Terkadang puncak awan sirus bergerak dengan cepat. Arah anginnya juga dapat bervariasi. Awan sirus terbentuk ketika uap air membeku menjadi kristal es pada ketinggian di atas 8.000 meter. Awan cirrus kebanyakan terjadi di daerah dingin dan troposfer tertinggi dan dilengkapi dengan berbagai bentuk dan ukuran. Formasi Awan Cirrus terdapat lima jenis yaitu spissatus, castellanus, fibratus, uncinus, floccus dan empat varietas intortus, vertebratus, duplicatus, radiatus.


Apabila dalam beraktivitas di Alam Bebas melihat di langit terdapat awan cirus berbentuk pita panjang seperti ini, maka :

pertanda dalam 36 jam mendatang akan terjadi cuaca buruk. 


4. AWAN ALTOCUMULUS
Awan ini mirip dengan awan Cirrocumulus, tapi bulatan massa awan altocumulus lebih luas berupa massa awan yang berbentuk bulatan atau bergulung-gulung teratur dengan ukuran 1derajat sampai 5derajat atau lebih besar dari Cirrocumulus. Lapisan atau lembaran awan berwarna putih atau keabu-abuan atau kedua-duanya sehingga terbentuk bayangan di permukaan bumi jika terkena sinar matahari.Awan altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.

Catatan  :
  1. Altocumulus dapat terjadi dari menebalnya awan Cirrocumulus yang kemudian merendah.
  2. Perubahan dari awan Altostratus atau Nimbostratus.
  3. Turbulensi vertikal sampai ke lapisan menengah.

Istilah orang awamnya untuk Awan Altocumulus, adalah awan yang berbentuk seperti sisik makarel, Apabila dalam beraktivitas di Alam Bebas, kita melihat awan berbentuk seperti ini, maka :

Berarti akan ada cuaca buruk dalam 36 jam mendatang.


5. AWAN TOWERING
Awan Towering biasanya berasl dari awan Cumulus. Dimana Awan Cumulus merupakan jenis awan yang berkembang secara vertikal. Awan ini terlihat seperti kapas yang mengapung di udara yang memiliki dasar awan yang rata dan puncak awan yang bulat atau seperti kubah serta muncul diantara langit yang biru.Pada saat kondisi lembab, ketinggian awan bisa mencapai 1000m di atas permukaan tanah. Awan ini identik dengan kondisi cuaca yang baik  (fair weather cumulus). Hanya saja, jika berkembang di musim panas yang hangat di pagi hari. pada sore harinya, awan cumulus dapat berkembang menjadi cumulus congestus (towering cumulus). Cumulus congestus bisa menghaslkan hujan yang cukup lebat (showery). Apabila awan ini berkembang lagi secara vertikal maka akan membentuk awan cumulonimbus (thunderheads) yang dapat menghasilkan hujan badai (thunderstorm).  Tinggi dasar awan cumulonimbus dapat mencapai 600m diatas permukaan bumi dan memiliki warna yang sangat gelap, sedangkan puncaknya dapat mencapai 12 km di atas permukaan bumi. Komposisi di  dasar awan berupa butiran air sedangkan pada puncak awan terdiri atas kristal es. Bentuk pada puncak awan yang rata disebut anvil.


Apabila dalam beraktivitas di Alam Terbuka terdapat jenis awan towering menandakan :

  1. akan terjadi hujan keesokan harinya.
  2. bahkan mungkin 3 jam kedepan kemungkinan akan terjadi hujan lebat tiba-tiba


6. AWAN NIMBOSTRATUS
Suatu lapisan awan rendah berwarna abu-abu gelap, tidak berbentuk, dan kelihata basah. Oleh karena berwarna gelap dan tebal sehingga matahari yang ada di baliknya tidak akan terlihat. Pada cuaca yang buruk suatu lapisan nombostratus dapat bergabung dengan awan rendah yang berada di bawahnya.yang memiliki cukup luas area vertikal dan horisontal serta menghasilkan curah hujan di wilayah yang luas. "Nimbo" berasal dari kata Latin "nimbus", yang menunjukkan curah hujan. umumnya ditemukan di mana saja dari dekat permukaan dan sekitar 10000 ft (3000 m). Awan ini biasanya terbentuk dari altostratus di kisaran ketinggian menengah, tetapi cenderung menebal ke kisaran ketinggian rendah selama hujan. Meskipun biasanya gelap pada dasarnya, sering ditengah-tengahnya kelihatan terang.

Apabila dalam beraktivits di Alam Bebas kita melihat awan seperti ini, jika :


  1. Jenis awan ini terlihat gelap dan rendah, bergelantungan berat di udara, ini berarti hujan akan cepat turun.
  2. Apabila terdapat awan menutupi sebagian langit dimalam hari musim dingin atau musim hujan berarti udara terasa panas/lebih hangat, karena awan mencegah radiasi panas yang akan menurunkan suhu pada malam yang cerah.


Demikian sebagian kecil dari tanda-tanda alam yang bisa kita pelajari dan kita manfaat diantara sebegitu banyaknya Kebesaran Allah SWT di Bumi ini.

Sumber :

Wikihow
BMKG - Drs. ACHMAD ZAKIR, MSi
  (Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG)
Catatan Pribadi

Image : Internet

Notes :
Sekedar untuk berbagi pengetahuan, sebagian tulisan saya diatas tidak murni dari ide saya sendiri, tetapi berasal dari gabungan sebagian pengalaman yang pernah saya lalui dan praktekan, dan juga saya mengutip dari Tulisan Drs. ACHMAD ZAKIR, MSi, yang saya baca di web BMKG, yang sangat membantu menyempurnakan coretan sederhana yang dulu pernah saya buat dijaman remaja, dulu lebih sering mengandalkan insting dan kebiasaan, karena sering beraktivitas sendiri atau solo, hal-hal diatas menurut saya sangat bermanfaat, terutama tentang memprediksi keadaan cuaca, dan  tulisan beliau juga mengutip dari web Wikihow.

Saat beraktivitas di Alam Bebas, seperti naik Gunung, banyak-banyaklah belajar dan bertanya kepada penduduk sekitar terutama untuk yang sering solo climbing sebaiknya mengajak porter (Sherpa), yang selain untuk menemani kita menjadi penunjuk jalan, dari mereka kita akan dapat banyak belajar tentang kebiasaan dan tanda-tanda alam, tentang karakteristik gunung dan jalur pendakian, ataupun hal hal lainnya tentang gunung yang akan didaki, meskipun dalam kesederhanaan mereka, tersimpan pengetahuan yang sangat luar biasa bermanfaat bagi kita.

Dan pengetahuan ini juga dapat dipakai dan dipraktekkan untuk kegiatan kita sehari hari.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar